Label

Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda Hanya Menjadi Sejarah




Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita.
Isi teks dari Sumpah pemuda adalah sebagai berikut :
PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli.
Berbicara bahasa Indonesia mengingatkan janji pemuda-pemudi bangsa Indonesia dalam ikrar sumpah pemuda no 3 “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Zaman berubah seiring dengan perkembangan era globalisasi. Mungkin itu juga yang memacu perubahan-perubahan yang cukup signifikan pada bahasa kita, bahasa Indonesia. Perubahan-perubahan itu sendiri dapat kita lihat dari penggunaan bahasa sehari-hari, baik dengan media maupun tidak. Banyak contoh konkret yang mewakili beragam pembaharuan bahasa kita yang lama-lama semakin nyleneh dan tidak masuk akal.
Contohnya:
“Ch0r3, gh1 aph4 n1h?”
“ciyus, miapah, enelan….” dll
Hal tersebut merupakan wujud nyata pemodifikasian bahasa yang sedang terjadi di masa kini. Penggunaan bahasa yang tidak lazim mulai merambah dan menjamur bak cendawan di musim hujan. Hal tersebut dianggap memenuhi kriteria kondisi gaul remaja zaman sekarang. Disadari atau tidak, atau mungkin benar-benar disadari, bahasa kita semakin mengalami perkembangan yang entah itu terkesan maju atau mundur.
Modernisasi yang dilakukan untuk bahasa Indonesia haruslah modernisasi positif yang bertujuan memajukan bangsa kita.
“Bahasa adalah cermin jatidiri bangsa. Tanpa bahasa, Indonesia bukanlah apa-apa. Dampak  degradasi bahasa tak disadari secara langsung oleh para pemuda sebagai penerus Bangsa. Mau dibawa kemanakah Bangsa ini ke depannya? Siapa lagi kalau bukan kita para pemuda dan seluruh elemen bangsa yang menjaga otentisitasnya dan melestarikan keberadaaannya? Ini bukan hanya tugas seorang pelajar, seorang dosen, seorang yang memiliki pendidikan dll tapi ini tugas bersama“