MEMAKNAI HARI IBU
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan
terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami,
anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya
dilakukan dengan membebas tugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari
dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan
rumah tangga lainnya.
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara
nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn.
1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut
dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah,
dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap
kaum ibu.
Namun, bagaimanakah kita memaknai hari ibu
tersebut? Banyak diantara kita memaknai hari ibu dengan memberikan penghargaan
kepada ibu mereka baik berupa ucapan selamat maupun berupa kado. Tapi apakah
ucapan selamat dan kado ini cukup untuk membuktikan bahwa kita telah berbakti
kepada ibu kita? Peringatan Hari Ibu memang di rayakan pada tanggal 22
Desember. Namun, seharusnya bakti kita kepada ibu tidak hanya dilakukan pada
Hari Ibu saja, tapi kita lakukan setiap hari.
Sebagai seorang anak kita sadar betapa
ibu kita telah memperjuangkan dan menyayangi kita lebih dari apapun di dunia. Ibu
adalah seorang yang sudah melahirkan kita ke dunia ini. Dengan segala beban,
perjuangan dan tetes keringat yang sudah beliau keluarkan untuk mengeluarkan
bayi didalam perutnya. Secara keseluruhan, hidup setiap manusia akan sentiasa
melibatkan seorang insan yang bergelar ibu. Tidak pernah putus belas kasih,
sayang dan sumbangan ibu kepada anaknya terus tercurah sejak sebelum lahir hingga
mencecah usia hari ini. Itulah kenapa darjat ibu sangat tinggi disisi Allah
SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Sembahlah Allah, janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu
dan bapa kamu." (An-Nisa: 36).
Dalam
ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa kedudukan orang tua sangat tinggi
karena disandingkan dengan Allah SWT. Terutama derajat seorang ibu berada tiga
kali lebih tinggi dibandingkan ayah yang dijelaskan dalam sebuah hadist, yakni:
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah
mengabarkan kepada kami Sufyan dari Bahz bin hakim dari Bapaknya dari Kakeknya
ia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa yang paling aku
perlakukan dengan baik?" beliau menjawab: "Ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat, kemudian yang
terdekat." (H.R. Abu Dawud).
Namun, Pernahkah kita berfikir bagaimana
cara untuk membalas ketulusan hati seorang Ibu atau hanya sekedar membuat Ibu
kita tersenyum bahagia? Walaupun ketulusan seorang ibu tidak dapat terbalas
oleh kita, setidaknya kita dapat terus membaktikan diri kita kepadanya dan
berusaha untuk dapat menjadi orang yang sukses dan berguna bagi masyarakat.
Karena kebahagian seorang ibu adalah melihat kebahagiaan anaknya sendiri.
Kita sebagai anak yang sholeh sudah
seharusnya senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. Karena ibu
adalah sumber telaga kehidupan bagi seorang anak. Tidak akan ada seorang anak
yang berhasil tanpa keridloan seorang ibu. Maka dari itu, marilah kita berdoa
supaya kedua orang tua kita selalu dalam lindungan dan selalu di rahmati oleh
Allah SWT.