BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna karena
manusia diberikan akal pikiran sehingga mampu berfikir secara bijak dalam
menjalani hidupnya, oleh karena itu untuk memaksimalkan fungsi dari akal
pikiran tersebut maka perlu adanya ilmu. Maka dari itu manusia diwajibkan
untuk menuntut ilmu sebagaimana sabda rasulullah saw:
وَالْمُسْلِمَاتِ مُسْلِمٍ
كُلِّ فَرِيْضَةٌعَلٰى الْعِلمِ
طَلَب
Artinya
: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap
muslimin dan muslimat.” (H. R. Ibnu Abdil Bari)
Dengan ini maka ilmu menjadi salah satu yang dapat diprioritaskan bagi
setiap manusia. Dewasa ini aksesibilitas untuk memperoleh ilmu tidaklah mahal,
karena diterapkanya Proses Belajar
Sembilan Tahun yang telah diprogramkan oleh pemerintah sebagai
penanggulangan kebodohan dan kemunduran bagi bangsa Indonesia. maka semua itu
harus dimaksimalkan oleh setiap aspek lapisan masyarakat, sehingga semua itu
dapat berjalan dengan baik.
Dalam proses penyampaian ilmu diperlukan sebuah lembaga sebagai tempat untuk menaungi
berbagai aktifitas dan kreatifitas dalam penyampaian ilmu, lembaga pendidikan
pun ada yang formal dan non-formal adapun lembaga pendidikan yang bersifat
formal yaitu sekolah.
Sekolah di Indonesia sangat beragam dan banyak pula model
pembelajarannya demi terciptanya generasi-generasi baru yang berakhlakul
karimah untuk menyongsong masa depan, sekolahpun ada yang berbasis umum ataupun
agama. Salah satu dari lembaga pendidikan yang berbasis agama yaitu Madrasah.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai
lebih dalam bidang keislaman yang sangat berperan aktif dalam terciptanya individu individu berkualitas.
dalam metode pembelajarannya, adapun madrasah yang menerapkan metode
pembelajaran salafiyah,
salah satunya yaitu Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah (Madrasah Al-Hikamus
Salafiyyah). Dari hasil proses
pembelajaran tersebut, maka akan terciptalah nilai-nilai dan norma-norma agama
yang dapat merubah karakteristik dan pola pikir masyarakat sehingga dapat
terciptanya perubahan sosial dikalangan masyarakat itu sendiri.
Dari pemaparan
diatas kami tertarik untuk meneliti tentang bagaimana dampak dari proses
pembelajaran Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah terhadap perubahan sosial
masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana keadaan sosial masyarakat di
lingkungan Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon?
2.
Bagaimana proses pembelajaran di Madrasah
Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon?
3.
Apa saja peranan dan pengaruh
pembelajaran Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon terhadap
perubahan sosial masyarakat?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan keadaan sosial masyarakat di
lingkungan Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon
2.
Mengungkap proses pembelajaran di Madrasah
Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon
3.
Mengidentifikasi peranan dan pengaruh
pembelajaran Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon terhadap
perubahan sosial masyarakat.
D.
Manfaat Penulisan
1.
Manfaat Teoritis
a.
Bagi Siswa : Meningkatkan pemahaman diri terhadap
penulisan Karya Tulis Ilmiah dan kesadaan akan pentingnya pendidikan sebagai
sarana peningkatan mutu generasi masa depan bangsa.
b.
Bagi Tokoh Pendidikan : Memberikan inspirasi suatu metode
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan profesionalitas dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Masyarakat luas : Mengubah
paradigma masyarakat bahwa madrasah juga dapat dijadikan pilihan utama
dalam menganyam pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kedudukan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan dewasa ini memiliki berbagai fungsi dalam
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan akan ilmu, terutama dengan cara
mendidik.
Menurut Prof. Dr. Naquib Allattas dalam Jusuf A. Feisal (1995
: 94) mendidik adalah membentuk manusia untuk menempati tempatnya yang tepat
dalam susunan masyarakat serta berprilaku secara proporsional sesuai dengan
susunan ilmu dan tekhnologi yang dikuasainya.
Namun, di era globalisasi ini tidaklah cukup hanya dengan
pengetahuan dan ilmu, kepribadian dan akhlak pun dibutuhkan untuk dapat
mengamalkan ilmu yang diperoleh guna membangun masyarakat.
Oleh karena itu, dibutuhkan juga lembaga yang mampu membentuk
kepribadian yang berakhlakul karimah sehingga terciptalah generasi yang
memiliki kemajuan ilmu pengetahuan dan keunggulan dalam iman dan taqwa.
Lembaga pendidikan
merupakan suatu institusi, media, forum, atau situasi dan kondisi tertentu yang
memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran, baik secara terstruktur
maupun secara tradisi yang telah diciptakan sebelumnya.(Roqib, 2009 : 121)
Hal ini semestinya menjadikan Madrasah sebagai alternatif pendidikan yang
diprioritaskan. Sehingga kedudukan madrasah dalam masyarakat sangatlah dibutuhkan
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat mencetak kader-kader penerus
dan pelurus bangsa sehingga dapat membawa perubahan bagi bangsa Indonesia
untuk dapat bersaing di era globalisasi ini.
Pendidikan atau bisa dikatakanIlmu pendidikan dan
pedagogi/pedagogic merupakan suatu disiplin ilmu yang terkait dengan proses
pemeradaban, pemberbudayaan manusia, dan pendewasaan manusia (Rifa’i, 2011:55).
B.
Klasifikasi Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan dibagi menjadi empat kajian.
·
Pendidikan teoritis. Pendidikan teoritis
memfokuskan kajian pada landasan konseptual dan teoretis secar universal serta
berbagai teori yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan dengan menyelidiki;
menata secara sistematis akan fungsi, tugas ilmu pendidikan, serta teori
pendidikan secara khusus. Pengkajian pendidikan teoretis meliputi (1) filsafat
pendidikan; (2) pedagogik teoretis; (3) teori mengajar; (4) teori kurukulum;
(5) teori evaluasi pendidikan; (6) teori psikologi pendidikan; (7) teori
administrasi pendidikan; (8) teori konseling pendidikan; (9) teori sosiologi
pendidikan; (10) teori antropologi pendidikan; (11) teori andragogi; (12) teori
penelitian pendidikan.
·
Pendidikan Praktis. Pendidikan praktis
memfokuskan kajian pada aplikasi teori pendidikan dalam praktik penyelenggaran
pendidikan. Pengkajian pendidikan praktis ini meliputi (1) andragogi praktis;
(2) pendidikan nonformal; (3) pendagogik anak berkebutuhan khusus; (4)
bimbingan dan konseling; (5) kurikulum dan pembelajaran; (6) pengembangan
kurikulum sekolah; (7) pengajaran; (8) teknologi pendidikan; (9) sumber belajar
dalam pendidikan; (10) manajemen pendidikan; (11) penilaian pendidikan berbasis
kelas; (12) ekonomi pendidikan; (13) politik pendidikan; (14) penilaian diri
dalam pendidikan; dan (15) penjaminan mutu penjaminan.
·
Pendidikan disiplin ilmu. Pendidikan
disiplin ilmu merupakan aplikasi ilmu pendidikan dalam pembelajaran berbagai
cabang ilmu pengetahuan atau mata pelajaran. Pendidikan disiplin ilmu ini
meliputi (1)
pendidikan agam; (2) pendidikan
akhlak; (3) pendidikan nilai; (4) pendidikan bahasa;
(5) pendidikan bahasa asing; (6) pendidikan kewarganegaraan; (7) pendidikan matematika; (8) pendidikan sains; (9) pendidikan
fisika; (10) pendidikan kimia; (11) pendidikan biologi; (12) pendidikan ilmu
pengetahuan sosial; (13) pendidikan ekonomi; (14) pendidikan bisnis; (15)
pendidikan ilmu sejarah; (16) Pendidikan geografi; (17) pendidikan lingkungan
hidup; (18) pendidikan seni; (19) pendidikan olahraga.
·
Pendidikan lintas bidang. Pendidikan
lintas bidang memfokuskan kajian pada konteks penerapan ilmu pendidikan. Kajian
pendidikan lintas bidang ini diantaranya meliputi (1) pendidikan dalam sistem
pendidikan nasiaonal; (2) pendidikan multi budaya; (3) pendidikan keluarga; (4)
pendidikan anak usia dini; (5) pendidikan dasar dan menengah; (6) pendidikan
usia lanjut; (7) pendidikan anak berbakat; (8) pendidikan wanita; (9)
pendidikan kesejahteraan keluarga; (10) pendidikan umum; (11) pendidikan
kesehatan; (12) pendidikan seks; (13) pendidikan berbasis unggulan local; (14)
pendidikan kecakapan hidup; (15) pendidikan teknologi dan kejuruan; (16)
pendidikan profesi; (17) pendidikan kedinasan; (18) pendidikan pesantren; (19)
pendidikan dan pelatihan; (20) pendidikan jarak jauh; (21) pendididikan dunia
maya (Ali,
2007:2-4).
Berdasarkan klasifikasinya, Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah
termasuk kedalam pendidikan lintas bidang, karena termasuk lembaga pendidikan
yang menggunakan metode pesantren yaitu metode salafiyah.
C.
Perubahan Sosial
Perubahan senantiasa terjadi dalam setiap hidup masyarakat. Perubahan bagi
manusia yang mengalaminya maupun yang mengamatinya dapat berupa perubahan yang
mencolok dan tidak mencolok dalam artian menarik ataupun tidak. Perubahanpun
ada yang berpengaruh secara cepat ataupun lambat, serta memiliki pengaruh
terbatas maupun luas.
Menurut Selo Soemardjan (1981 : ) perupahan sosial adalah
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap,dan pola perilaku di antara kelmok-kelomok dalam masyarakat.
Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai
himpunan pokok mansia, yang kemudian mepengaruhi segi-segi struktur masyarakat
lain.
Namun, menurut Soerjono Soekanto (2007 : 261) Perubahan
sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola prilaku di antara
kelompok kelompok dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan,
terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikt
a.
Kontak dengan
kebudayaan lain
Salah
satu proses yang menyangkut hal iniadalah diffusion. Diffusi adalah proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari
suatu masyarakat ke masyarakat lain.
b.
Sistem
pendidikan formal yang maju
Pendidikan
mengajarakan manusia untuk berpikir secara objektif, yang akan memberikan
kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuh
kebutuhan-kebutuhan zaman atau tudak.
c.
Sikap
meghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
d.
Toleransi terhadap
perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deffiation), yang bukan merupakan delik.
e.
Sistem terbuka
lapsan masyarakat (open stratification)
Sistem
terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikalyang luas atau berarti meberi kesempatan
kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
f.
Penduduk yang
heterogen
Pada
masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang kebudayaan ras ideologi yang bebeda dan seterusnya, mudah terjadinya
pertentangan-pertentangan yang mengundangan kegoncangan-kegoncangan.
g.
Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Ketidakpuasan
yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat berkemungkinan besar akan
mendatangkan revolusi.
h.
Orientasai ke
masa depan
i.
Nilai bahwa
manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya. (Soekanto,
2007:283-286)
Berdasarkan pendapat diatas, Madrasah
Al-Hikamus Salafiyyah sebagai lembaga pendidikan formal juga menjadi faktor
yang dapat memicu terjadinya perubahan sosial di lingkungan masyarakat.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Metode Penulisan
Dengan dilandasi rumusan masalah dan tujuan penelitian,
maka penelitian ini menggunakn metode deskriptif analisis. Menurut Surakhmad
(1994: 139), bahwa “metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, dan hubungan antara fenomena yang ada di daerah penelitian”.
Penelitian deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan
data, namun juga mencakup analisis dan interpretasi data itu sendiri.
Menurut Sudjana (2004: 64), bahwa “metode penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Dengan demikian, penelitian
deskriptif mengangkat masalah atau menitik beratkan perhatian kepada
masalah-masalah yang aktual layaknya pada saat penelitian dilaksanakan.
Dengan begitu, melalui metode penelitian deskriptif akan
mengungkap berbagai kondisi faktual dari Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan
Ciwaringin Cirebon. Terlebih, dapat menggambarkan dan melukiskan keadaan
layaknya di lapangan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka kami
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Observasi
lapangan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati, meneliti, dan
mencatat secara langsung terhadap gejala maupun fenomena yang terdapat pada
objek penelitian guna memperoleh data yang aktual dan faktual sebagai bahan
masukkan bagi analisis dan kajian penelitian yang tengah dikaji. Data yang
diinginkan kami dalam observasi lapangan diantaranya adalah seluruh proses
pembelajaran dalam Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon
dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial masyarakat. Observasi lapangan
menjadi salah satu kegiatan dalam serangkaian penelitian yang keberadaanya
tidak dapat diabaikan sebagai penambah keakuratan dan validitas sebuah
penelitian yang tengah dilakukan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan, yang nantinya akan dijawab oleh
responden guna memperoleh data dan informasi mengenai hal yang berkaitan dengan
masalah penelitian diantaranya proses pembelajaran di Madrasah Al-Hikamus
Salafiyyah dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial masyarakat. narasumber
pada kegiatan penelitian ini ialah para tokoh pendidikan di Madrasah Al-Hikamus
Salafiyyah serta masyarakat sekitar. Serangkaian pertanyaan yang akan diberikan
kepada narasumber, telah disusun berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang terkait. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya
pertanyaan yang dinyatakan tidak valid.
3. Studi
Kepustakaan
Studi
ini berfungsi sebagai pembanding ataupun pendukung informasi yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Teknik ini dilakukan guna melengkapi data-data dalam
rangka menganalisis masalah yang tengah diteliti. Dilakukannya hal ini
bertujuan untuk mendapatkan masukkan berupa tinjauan pustaka yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan diantaranya mengenai pendidikan, lingkungan
sosial dan pengaruh kegiatan pembelajaran di Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah
terhadap masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Keadaan Sosial Masyarakat di Babakan
Ciwaringin Cirebon
Cirebon
adalah daerah yang terletak di timur laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan Laut Jawa, juga merupakan salah satu
kota yang merupakan pusat dakwah keislaman di wilayah Jawa Barat dan sering pula
dijuluki sebagai kota Wali ataupun kota santri, dikarenakan di Cirebon banyak
terdapat lingkngan-lingkungan dakwah layaknya pesantren, salah satunya terdapat
di Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin yang banyak berdiri pondok pesantren.
Mayoritas
penduduk asli babakan bermata pencaharian sebagai petani dan pengerajin tanah
liat, sehingga desa babakan masih memiliki suasana yang lebih tradisional
terlebih dengan berdirinya pondok pesantren yang mayoritas berbasis salaf
(tradisional), hal ini menjadikan suasana yang cukup mendukung bagi
kelangsungan proses belajar para santri di desa babakan.
Di
desa Babakan lingkungan pondok pesantren telah bediri sejak zaman kolonial
belanda, hingga saat ini kegiatan dakwah di pesantren-pesantren Babakan
Ciwaringin masih berjalan baik dan semakin berkembang dengan pesat.
Berkembangnya pesantren-pesantren di babakan, tidak lepas dari peran para
ulama-ulama dan para pejuang kemerdekaan, tanpa bantuan dari mereka
santri-santri tidak dapat bebas belajar sekaligus mengamalkan ilmu mereka
dimanapun mereka berada.
Hal ini menjadikan desa Babakan sebagai
salah satu tujuan para penuntut ilmu dari berbagai macam penjuru nusantara
untuk mengemban studi spiritualis. Dengan keadaan seperti itu tidak dapat
dipungkiri akan timbulnya percampuran budaya dari berbagai macam budaya yang
dibawa oleh para santri tersebut dengan budaya penduduk lokal, begitupun yang
terjadi dengan para santri yang telah menuntut ilmu di desa Babakan Ciwaringin,
juga akan membawa budaya dari lingkungan pondoknya, karena ligkungan pesantren
yang menyatu dengan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu terjadilah berbagai
perubahan sosial yang terjadi dikalangan masyarakat sekitar pesantren, maupun
di luar lingkungan pesantren.
B.
Proses Pembelajaran di Madrasah
Al-Hikamus Salafiyyah Babakan Ciwaringin Cirebon
Setiap
lembaga pendidikan tentunya memilki teknik dalam penyampaian ilmu, sehingga
teknik penyampaian ilmu sangat berperan penting dalam proses pembelajaran pada
suatu lembaga pendidikan.
Begitupun
Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah, dalam proses pembelajarannya memiliki teknik
tersendiri dalam penyampaian ilmu, yaitu dengan cara tradisional (salafiyah).
Teknik pembelajaran tradisional (salafiyah) merupakan teknik yang diwariskan
sejak zaman ulama – ulama terdahulu, yaitu dengan membuka kitab – kitab salaf
kemudian mengkajinya untuk dikembangkan sehingga sesuai dan dapat diterapkan
sesuai dengan era globalisasi saat ini.
Dengan
banyak berdirinnya banyak pondok pesantren dengan berbagai latar belakang.
Maka, berdirinya Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah adalah sebagai pemersatu dan
penyeragam dari berbagai macam latar belakang setiap pondok. Sebagai pemersatu
maka Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah memiliki berbagai teknik dalam proses
pembelajannya yang diadopsi dari berbagai pondok.
Dalam
teknik pembelajarannya terdapat metode – metode untuk mengkaji dan
mengembangkan kitab – kitab, sehingga para siswa diharapkan dapat mengerti dan
mengamalkan setiap penjelasan dan ilmu didalamnya, metode-metodenya berupa :
1.
Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran
dimana pemberian ilmu tertuju kepada seorang penyampai dan yang lainya menyimak
dengan seksama.
2.
Musyawarah/Diskusi
Musyawarah adalah metode pembelajaran
dimana para siswa saling bertukar pikiran dalam suatu forum yang membahas
beberapa permasalahan yang timbul pada suatu materi pembahasan
3.
Sorogan
Sorogan adalah metode pebelajaran yang
bersifat individual dimana para santri satu persatu datang bergiliran menghadap
kiyai atau ustadz dengan membawa kitab tertentu, selanjutya kiyai atau ustadz membacakan
kitab tersebut beberapa baris ataupun kalimat dengan maknanya, setelah selesai
santri mengulangi bacaan tersebut samapai dirasa cukup.
4.
Bandongan
Bandongan adalah metode pembelajaran
dimana kyai atau ustadz membacakan, menerjemahkan, menerangkan kalimat demi
kalimat kitab yang dipelajari santri secara cermat mengikuti penjelasan yang
diberikan oleh kyai atau ustadz dengan memberikan catatan catatan tertentu pada
kitabnya dengan menggunakan kode-kode tertentu.
5.
Bahtsul Masail
Metode pembelajaran dimana santri bebas
berargumen dan menyanggah pendapat santri lain dengan berlandaskan Al-Kutub
Al-Mu’tabarah (kitab rujukan).
Selain
metode pembelajaran tradisional (salaf) diatas, Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah menerapkan pula
metode pembelajaran yang berbasis IT, sehingga dapat bersaing di dalam era
globalisasi yang penuh tuntutan dan tantangan ini.
C.
Peranan dan Pengaruh Proses Pembelajaran Madrasah
Al-Hikamus Salafiyyah dalam Perubahan Masyarakat
Setiap
lembaga pendidikan tentunya memiliki peranan yang sangat penting, baik bagi
warga sekolah itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya. selain sebagai tempat
menuntut ilmu, lembaga pendidikan juga merupakan salah satu faktor pemicu
terjadinya perubahan sosial masyarakat, karena dalam proses pembelajaran tentunya
menghasilkan sebuah perubahan yang terjadi karena penyampaian ilmu itu sendiri.
Begitupun
dengan Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah yang sejatinya adalah lembaga pendidikan
yang berbasis agama, sehingga dalam setiap proses pembelajarannya selalu disisisipkan
nilai-nlai dan norma-norma agamis yang dapat menjadikan insan-insan yang
berakhlakul karimah dalam bermasayarakat. sehingga lembaga pendidikan pun dapat
membangun sebuah citra masyarakat di desa tersebut.
Dalam
proses pembelajarannya, sebelum diluluskan para santri Madarasah Al-Hikamus
Salafiyyah diberikan pembekalan sehingga ketika mereka kembali pada lingkungan
masyarakat mereka masing-masing sudah terbiasa dalam menyampaikan dan
menularkan ilmunya kepada masyarakat. sehingga terciptalah masyarakat yang
harmonis dan sejahtera yang berlandaskan iman dan taqwa. Salah satu contoh dari
dakwah mereka yaitu menjadi tokoh keagamaan dalam masyarakat, sepeti imam
masjid, pengelola lembaga keagamaan, khotib, dan ada juga yang sampai
mendirikan pondok pesantren.
Maka,
dengan adanya Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah menjadi salah satu titik terang
untuk mewujudkan masyarakat yang madani dan tentunya ini menjadi sebuah batu
loncatan untuk membentuk sebuah generasi yang dapat mewujudkan cita-cita
bangsa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Desa
babakan merupakan salah satu pusat dakwah islam di provinsi jawa barat. Tidak
salah jika babakan menjadi salah satu tujuan mengemban ilmu dari berbagai
penjuru nusantara bahkan mancanegara. Sehngga, banyak pula berdiri
pondok-pondok pesantren yang lingkungannya menyatu degan lingkungan masyarakat.
Dengan
banyak berdirinnya banyak pondok pesantren dengan berbagai latar belakang. Maka,
berdirinya Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah adalah sebagai pemersatu dan
penyeragam dari berbagai macam latar belakang setiap pondok. Sebagai pemersatu
maka Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah memiliki berbagai teknik dalam proses
pembelajannya yang diadopsi dari berbagai pondok. Sehingga, Proses penyampaian
ilmu lebih maksimal dan tepat sasaran yang menyebabkan para lulusannyapun mampu
mengamalkan ilmunya.
Dalam
mengamalkan ilmunya tidak dapat dipungkiri para santri harus mampu berinteraksi
dengan masyarakat yang kemudian akan dapat menciptakan perubahan-perubahan
sosial pada masyarakat karena adanya penularan ilmu tersebut. Maka proses
belajar dalam Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah memiliki peranan yang sangat
pentig di lingkungan masyarakat pesantren maupun di luar pesantren.
B.
Saran
Bagi
pemerintah seharusnya lebih memperhatikan lembaga lembaga pendidikan yang
memprioritaskan pendidikan yang berbasis agama sehingga dapat menghasilkan
generasi yang ahli fikir dan dzikir.
Bagi
para santri diharapkan mampu meningkatkan ketekunan dan kerajinannya dalam
belajar sehngga apa yang telah diberikan oleh MHS dapat dimakslimalkan
dengan baik sehingga ilmunya akan lebih
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat luas.
Bagi
khalayak ramai untuk lebih sadar akan pentingnya pendidikan berbasis agama yang
mampu menjadikan generasi-generasi bangsa, sebagai bangsa yang berakhlakul
karimah dan mampu bersaing di era globalisasi yang penuh tantangan saat ini.
Bagi
lembagapendidikan terkait agar lebih meningkatkan fasilitas yang tersedia dan
terus berusaha meningkatkan metode-metode pembelajaran guna dapat mencetak
lulusan-lulusan yang mampu dalam berkompetisi dan tangguh dalam menghadapi
tantangan zaman saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhamad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 1. Jakarta: Imperial
Bhakti Utama
Feisal,
Jusuf A. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta : Gema Insani
Rifa’i,
Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan: Struktur & Interaksi Sosial di
dalam Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Roqib,
Mohamad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di
Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta
Soekanto,
Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Soemardjan,
Selo. 1981. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada
Sudjana, Nana. (2004). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno.
(1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:
Tarsito.